Sejarah dan Perkembangan WEB
Website atau juga disebut dengan
WORLD WIDE WEB (WWW) lahir di tahun 1989 ketika seorang peneliti CERN (pusat
penelitian nuklir Eropa) bernama Tim Berners-Lee membuat sebuah browser
berbasis hyperlink untuk sistem pengakses tulisan ilmiah di lembaga
tersebut. Browser yang sangat sederhana itu pertama diberi nama WorldWideWeb,
tanpa spasi, lalu kemudian berganti menjadi Nexus untuk menghindari kerancuan
dengan istilah WWW. Walaupun sekarang WWW sudah meraih sukses besar melebihi
perkiraan pembuatnya di awal pembuatannya.
Website sejak pemunculannya telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Secara fungsional Website digunakan untuk melakukan transaksi,
penyebaran informasi, maupun pencarian informasi. Website yang memiliki mesin
pencari informasi seperti altavista, google, yahoo, cuil,
wolframalpha, dan yang terbaru bing telah menjadi alternatif utama
bagi masyarakat dalam mencari berita atau informasi.
Secara teknologi, Website sampai
saat ini memasuki generasi ke 3 yaitu Web 3.0 atau disebut semantic web
yang meskipun masih dalam perdebatan para analis dan peneliti untuk
standarisasi.
Adapun generasi website yang sudah
ada dan masih berjalan yaitu Web 1.0 dan Web 2.0. Secara ringkas mengenai Web
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Web 1.0
Web 1.0 merupakan teknologi Web
generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet karena telah
mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website yang
dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan
informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif namun cenderung pasif.
Berbagai Website seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja
“Bhinneka.com” dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.
b. Web 2.0
Istilah Web 2.0 pertama kalinya
diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web
generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi
secara online.
Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat
didefinisikan sebagai berikut:
“Web 2.0 adalah revolusi bisnis
di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform,
dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai
keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah:
Membangun aplikasi yang
mengeksploitasi efek jaringan untuk
mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut”
Berbagai layanan berbasis web
seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya:
“flickr.com”, “del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah
interaktifitas di antara para pengguna Web.
Pada umumnya, Website yang
dibangun dengan menggunakan teknologi Web 2.0 memiliki fitur-fitur sebagai
berikut:
- CSS (Cascading Style Sheets)
- Aplikasi Rich Internet atau berbasis Ajax
- Markup XHTML
- Sindikasi dan agregasi data menggunakan RSS/Atom
- URL yang valid
- Folksonomies
- Aplikasi wiki pada sebagian atau seluruh Website
- XML Web-Service API
c. Web 3.0 / Semantic Web
Web 3.0
berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet. Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari
pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web
berisikan perangkat lunak bersifat on-demand. Namun, menurut John
Markoff, Web 3.0 adalah sekumpulan teknologi yang menawarkan cara baru yang
efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data
online. Content web ditampilkan tidak hanya dalam format bahasa manusia
yang umum (natural language), tetapi juga dalam format yang dapat dibaca
dan digunakan oleh mesin (baca: software).
Melalui Semantic Web inilah,
berbagai perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan
informasi dengan cara yang lebih mudah. Dengan demikian, unsur kecerdasan
buatan (Artificial Intelligence / AI) merupakan bagian penting pada Web 3.0 / Semantic
Web, sehingga Web menjadi semakin cerdas.
Pengertian WEB Semantic
Web Semantic adalah sekumpulan
informasi yang dikumpulkan dengan metode tertentu agar dapat dengan mudah
diproses oleh mesin, dalam skala yang besar. Ini seperti cara yang e_sien dari
representasi data pada World Wide Web, atau sebagai database global yang saling
terhubung. Web Semantic dikembangkan oleh sebuah tim di World Wide Web consortium.
Hingga saat ini Web Semantic masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan,
karena teknologi ini masih baru digunakan dan tim masih mengembangkan metode
masing-masing untuk mengembangkan Web Semantic.
Web Semantik terdiri dari seperangkat
prinsip-prinsip desain, kelompok kerja kolaboratif, dan berbagai teknologi.
Beberapa elemen dari Web Semantik yang
dinyatakan sebagai calon masa depan dan unsur-unsur lain dari Web Semantik disajikan
dalam spesifikasi formal dimaksudkan untuk memberikan deskripsi formal konsep,
istilah, dan hubungan dalam satu domain tertentu.
Istilah Web Semantik itu
sendiri diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang,
prinsip web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World Wide Web.
Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan Web Semantik. Web Semantik
menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description Framework
Schema) dan OWL. komponen-komponen penyusun dari WEB 3.0 antara lain :
- Web semantic
- Format mikro
- Pencarian dalam bahasa pengguna
- Penyimpanan data dalam jumlah besar
- Pembelajaran lewat mesin
Agen rekomendasi, yang merujuk pada
kecerdasan buatan Web
Kemudian apakah keuntungan
menggunakan Web Semantic? Dengan metode tradisional data-data disimpan pada
halaman web tersebut sangat beragam. Sehingga ini masih mungkin digunakan untuk
skala pemakai terbatas. Tetapi jika akan digunakan dalam skala yang luas maka
akan menjadi kesulitan, karena tidak ada sistem yang global yang dapat
digunakan untuk merepresentasikan data dengan cara tersebut yang dapat di
proses oleh setiap pemakai. Sebagai contoh ada informasi mengenai olah raga,
cuaca, dan lain-lain, kesemua informasi tersebut masing-masing jumlahnya jutaan
dan dibuat oleh pembuat yang berbeda-beda, yang masing-masing memiliki bahasa
dan metode tersendiri untuk menyimpan informasi tersebut dan kesemua informas
tersebut ditampilkan dalam halaman HTML, Hal tersebut sangat sulit dilakukan
kalau menggunakan metode tradisional.
Seperti halaman web biasa yang
memiliki service seperti mesin pencari yang menggabungkan berbagai macam
halaman kedalam satu koleksi yang sama. Web Semantic juga memiliki hal yang
sama, perbedaanya terletak pada metode pencarian halaman web yang diinginkan.
Jika pada halaman web biasa hanya hanya dapat mencari halaman web yang memiliki
sebuah atau beberapa kata yang menjadi bahan pencarian, sedangkan dalam Web
Semantic dapat melakukan pencarian dengan lebih terstruktur, pertanyaan yang
spesifik (selama hal tersebut di tulis kedalam bentuk yang dimengerti oleh mesin).
Web Semantic tidak hanya tentang
bagaimana mengajarkan mesin untuk dapat mengerti bahasa manusia atau memproses
bahasa alami dan juga tidak semata-mata untuk membuat sebuah Arti_cial
Intelligence, tetapi tujuan utama adalah untuk mempermudah mengumpulkan
data-data, lebih diutamakan untuk data yang besar.
Komponen Web Semantic
Sebuah web Semantic tidak berdiri
sendiri, terdiri dari berbagai macamkomponen-komponen yang saling berhubungan
satu sama lainya. Komponen yang terdapat dalam sebuah web semantic antara lain:
- XML, menyediakan sintaksis untuk dokumen yang terstruktur;
- XML Schema, adalah bahasa untuk membatasi struktur dari dokumen XML;
- RDF, model data sederhana yang berhubungan dengan object (“resource”) dan bagaimana mereka berhubungan. Sebuah model data RDF dapat ditulis dengan sintaksis XML;
- Skema RDF, adalah vocabulary untuk mendeskripsikan property dan class dari RDF;
- OWL, menambahkan beberapa kosa kata untuk menjelaskan property dan class, antara lain: hubungan antara class, kardinalitas, persamaan, karakteristik dari property.
- DAML adalah usaha untuk menyediakan primitive pemodelan yang lebih kaya dari pada RDF dan RDF schema. Kemudian digabung dengangroup lain, dinamakan Ontology Inference Language (OIL), yang berusaha untuk menyediakan kalsifikasi yang lebih baik dengan menggunakan konstruksi dari kecerdasan buatan yang berbasis frame.
Fungsi Web Semantic
Seperti telah dijelaskan di atas
bahwa tujuan utama dalam penerapan web Semantic adalah untuk menemukan
informasi yang tepat dan cepat dalam kumpulan informasi yang tersebar luas
dalam dunia internet. Dengan melihat tujuan tersebut maka web semantic lebih
tepat untuk penggunaan di dalam perusahaan yang biasanya membutuhkan informasi
dalam waktu yang cepat, dan informasi tersebut mengambil referensi dari banyak
sumber. Dalam sebuah perusahaan web semantic dapat digunakan untuk :
- Decision Suport
- Business Development;
- Information Sharing and Knowledge;
- Administration and Automation.
Pengertian System Interoperabilitas
Interoperabiltas yang dalam IEEE
Standard Computer Dictionary didefinisikan sebagai “The ability of two or more
systems or components to exchange information and to use the information that
has been exchanged”, secara teknis menggambarkan kemampuan 2 atau lebih sistem
untuk saling tukar [menukar data atau informasi dan saling dapat mempergunakan
data atau informasi yang dipertukarkan tersebut.
seiring dengan perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang melaju cepat, interoperabilitas
sistem informasi menjadi mutlak diperlukan karena tidak mungkin satu sistem
informasi berdiri sendiri tanpa membutuhkan sistem informasi yang lainnya.
Masalah lain timbul manakala sistem informasi tersebut belum memiliki
dokumentasi yang baik sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan sistem
informasi yang dimiliki oleh pihak lain.
Pendekatan ontologi dan semantik web
adalah sebuah pendekatan relatif baru untuk system interoperabilitas yang
menggabungkan pendekatan dari sisi database dan intelegensi buatan. Hal ini
dikarenakan pendekatan tradisional seperti translasi, standarisasi, data
warehouse tidak memenuhi lagi dengan beragamnya jenis sumber informasi yang
tersedia. Perbedaan
kemampuan dari pendekatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Proses jaringan sistem produksi akan
melibatkan banyak pihak yang semakin terbuka dan luas. Dan teknologi yang
digunakan juga menggunakan teknologi Internet. Pada model CIM dan JIT awal,
pendekatan pertukaran informasi lebih masih bersifat Intranet walau sudah antar
berbagai perusahaan/institusi. Tetapi pada saat ini pertukaran informasi untuk
jaringan sistem produksi akan semakin terbuka dalam model Internet.
Perkembangan Interoperabilitas
Sebelum sistem database tersedia,
adalah sangat sulit untuk berbagi pakai data atau file yang dibuat oleh
beberapa aplikasi secara independen dimana sangat tergantung akan jenis
aplikasi dan platorm yang digunakan. Untuk mengatasi kesulitan ini, file-file
yang otonomi dirubah menjadi koleksi yang tersentral sebagai sebuah database.
Pendekatan ini mulai dilakukan pada era 70’an. Karena perkembangan kebutuhan,
teknologi, infrastruktur, harga hardware maka model pendekatan
interoperabilitas menjadi selalu berubah dari waktu ke waktu.
Tujuan dari sistem terintegrasi
adalah untuk memberikan sebuah antarmuka (interface) dari berbagai sumber data.
Sebagai ilustrasi, ada banyak informasi yang tersedia di WWW tentang traveling,
seperti perusahaan penerbangan, hotel, persewaan mobil, restauran, tempat
wisata dan sebagainya.
Permasalahan Interoperabilitas
Dengan kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi yang sangat cepat telah mendorong perkembangan e_Government,
dimana diharapkan nantinya masyarakat akan dapat berinteraksi secara langsung
melalui beberapa website yang dirancang pemerintah guna mendapatkan layanan publik
yang lebih optimal. Di nergara manapun di dunia ini, adanya pengembangan
e-Government bertujuan meningkatkan Good Governance, meningkatkan efektifitas
dan efisiensi pekerja di lembaga pemerintahan, pemerintah kepada masyarakat dan
pemerintah kepada dunia usaha. Saat ini pengembangan e-Government di Indonesia
sangat bervariasi. Ada sejumlah departemen atau pemerintah daerah yang sudah
maju dalam menerapkan e-Government, ada juga departemen atau daerah yang masih
tertinggal. Hal ini terjadi karena belum adanya standar penerapan e-Government
pada lembaga pemerintahan baik pusat maupun daerah. Selain itu,
aplikasi-aplikasi e-Government yang dikembangkan tidak memiliki
interoperabilitas sehingga mengalami kesulitan untuk dapat mengintegrasikan
seluruh basis data yang tersedia menjadi sebuah basis data nasional.
Interoperabilitas didefinisikan sebagai kemampuan organisasi pemerintah untuk
saling berbagi dan mengintegrasikan informasi dan proses kerjanya, dengan
memanfaatkan sekumpulan standar yang baku. Penetapan standar baku, kebijakan,
dan standar teknologi telematika terkait, dimaksudkan sebagai bangun arsitektur
layanan yang terintegrasi dengan strategi secara spesifik melibatkan system
elektronik yang mendukung proses kerja atau usaha :
–
Antar lembaga pemerintah.
–
Antara pemerintah dan masyarakat secara langsung.
–
Antara pemerintah dan sektor usaha.
Interoperabilitas tidak untuk
dipahami sebagai sekedar penyiapan oleh suatu lembaga sentral yang bekerja
memfasilitasi, mendiktekan spesifik sistem, dan proses baku. Lebih dari itu
interoperabilitas harus merupakan konsensus pengaplikasian bersama kerangka
kerja (framework) yang telah ditetapkan. Dengan menerapkan kerangka kerja ini,
masing-masing lembaga tetap akan berwenang membuat keputusan terkait pemilihan
solusi perangkat keras dan lunak. Beberapa kesulitan yang ada untuk dapat
dilakukan interoperabilitas dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
–
Tidak memiliki dokumentasi sistem.
–
Belum tersedianya kamus data (data dictionary) yang jelas.
–
Adanya perbedaan persepsi mengenai interoperabilitas.
–
Belum dikenalnya interoperabilitas sistem informasi.
–
Belum merasa perlu adanya interoperabilitas sistem informasi.
–
Belum menyadari perlunya berbagi (sharing) data antar sistem.
Manfaat Interoperabilitas
Dengan diterapkannya
interoperabilitas sistem informasi pada instansi masyarakat, banyak manfaat
yang dapat diperoleh, antara lain :
–
Masyarakat dapat lebih mudah dalam dalam hal pengelolaan dan pengaksesan data.
–
Pelayanan publik bagi masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien.
–
Pengambilan keputusan oleh masyarakat menjadi lebih baik, relevan, akurat dan
tepat waktu karena informasi cepat diperoleh.
–
Sharing informasi, sehingga koordinasi program antar institusi lebih mudah.
–
Dengan informasi yang makin baik, akan menciptakan iklim berdemokrasi yang
lebih bagus.
Arsitektur dalam interoperabilitas
Akan dilihat beberapa arsitektur interoperabilitas
yang diurutkan dari yang tertua ke yang termuda, yaitu :
- ANSI/SPARC
- Federated Database
- Data Warehouse
- Mediated System
Faktor kerangka kerja
interoperabilitas
Prinsip dasar pada pengembangan
kerangka kerja interoperabilitas harus memperhatikan beberapa faktor yang
meliputi :
1. Accessibelity, adalah sarana
pengaksesan data atau informasi yang termasuk elektronik kepada publik dengan
menghindari diskriminasi. Seperti penerapan interface yang juga dapat
dimanfaatkan oleh orang cacat juga bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
masyarakat luas.
2. Security, secara umum, pertukaran
informasi perlu menerpakan kebijakan sekuriti yangmemadai. Ini dicapai dengan
melakukan penilaian resiko yang memadai dalam pelayana dengan menghitung
tingkat keamanan. Dari sudut pandang pemakai, fungsi yang terkait keamanan
seperti identifikasi, otentifikasi, non-repudiation, kerahasiaan harus memiliki
tingkat ketransparanan yang maximum dengan memberikan tingkat keamanan yang
memadai.
3. Privacy, perlu diberikan
keyakinan akan kerahasiaan data individu atau masyarakat yang digunakan sesuai
dengan kepentingan ketika data diberikan oleh masyarakat.
4. Open standard, untuk mencapai
interoperabilitas maka pemanfaatan open standard perlu dipertimbangkan dengan
optimal. Alasan pemilihan open standard disebabkan oleh :
–
Sebuah standard harus diadaptasi dan dipelihara oleh sebuah organisasi nir-laba
dan dalam pengembangan akan berbasis kepada keputusan terbuka yang melibatkan
berbagai pihak yang terkait.
–
Sebuah standard yang telah dipublikasikan dan memiliki dokumen yang tersedia
secara gratis atau dengan harga yang wajar.
–
Tidak ada batasan dalam penggunanan atau penggunaan ulang dari standard.
5. Open source, memanfaatkan
keuntungan yang diberikan oleh open source. Selain keterbukaan sistem dan
dokumen, open source software juga cenderung mendukung open standard.
6. Multi
solution, dalam interoperbilitas harus mendukung solusi dengan multi aktor atau
multi solusi.
Interoperabilitas
Data terdiri dari :
- XML
- Metadata
- Web services
Pilar Dimensi
Interoperabilitas terdiri dari :
- Interoperabilitas teknis
- Interoperabilitas simantik
- Interoperabilitas organisasi
Pengertian RDF
Resource Description Framework (RDF)
merupakan sebuah model sederhana untuk mendeskripsikan hubungan antara
sumber-sumber daya yang merupakan properties dan values. RDF properties dapat
sebagai atribut dari sebuah sumber daya. RDF Properties dapat
mereprensentasikan hubungan antara sumber daya. RDF Data Model dapat disusun
dari sebuah diagram entity-relationship, tetapi tidak menyediakan mekanisme
untuk mendeskripsikan properties-nya dan tidak dapat menyediakan mekanisme
untuk menjelaskan hubungan antara properties tersebut dengan sumber lain. RDF
Vocabulary menyediakan bahasa untuk mendeskripsikan classes dan properties yang
dapat digunakan untuk menjelaskan classes dan properties lain.
Salah satu tulang punggung Web 3.0
adalah format dan spesifikasi yang memungkinkan komunikasi dan interaksi pada
level mesin, W3C mendefinisikan format metadata yang dikenal dengan RDF (Resource
Description Format). RDF terdiri dari tiga komposisi, meliputi subject,
predicate, dan object.
Pendeklarasian properties (atribut)
dan semantic yang berhubungan didefinisikan dalam konteks RDF adalah dalam skema
RDF. RDF Schema adalah vocabulary yang digunakan untuk membuat RDF.
Terdapat tiga konsep penting dalam RDF Schema, yaitu Resource
(rdfs:Resource), Class (rdfs:Class), Property (rdf:Property).
Dengan menggunakan RDF, website
dapat menyimpan dan melakukan pertukaran informasi antar-web. RDF telah
digunakan pada aplikasi-aplikasi, antara lain:
a. RSS (RDF Site Summary).
RSS memberikan informasi update
sebuah website tanpa pengunjung perlu mengunjungi website tersebut.
b. FOAF (Friend of a Friend).
Didesain untuk mendeskripsikan
orang-orang, ketertarikan dan hubungan mereka.
c. SIOC (Semantically-Interlinked
Online Communities).
Menerangkan komunitas online dan
menciptakan koneksi antara diskusi berbasis Internet seperti message board,
blog, maupun mailing list.
Sintaksis XML untuk RDF
Untuk menterjemahkan gra_k RDF ke
dalam XML. Nodes dan predicate harus direpresentasikan dalam istilah XML
termasuk nama elemen, nama atribut, isi elemen dan nilai atribut. RDF/XML
menggunakan Qnames XML 22 sebagai pende_nisian namespace dalam XML untuk
merepresentasikan URI RDF. Semua QNames memiliki nama namespace yang merupakan
referensi URI dan sebuah nama local.
Query RDF
Sebuah grafik RDF terdiri dari tiga
serangkai, tiga rangkai itu merupakan Subject, Prediket, dan Object. Tiga
rangkaian itu dapat diambil dari berbagai sumber, mereka dapat bersumber dari
sebuah dokumen RDF atau merupakan suatu ekspresi dari penyimpanan data dalam
format lain, seperti XML atau Database Relational.
Untuk mendapat sebuah informasi dari
sebuah grafik RDF diperlukan sebuah bahasa query. Query yang cocok untuk
masalah ini adalah SPARQL, SPARQL menyediakan fasilitas untuk :
- Mengambil informasi dari URI, Blank Nodes,Plain;
- Memecah subgraph dari RDF;
- Membangun sebuah gra_k RDF berdasarkan informasi yang didapat dari hasil eksekusi query.
Bahasa query SPARQL mencocokan
struktur grafik. Struktur grafik termudah adalah struktur triple, yang
menyerupai RDF Triple, tetapi dengan variabel yang mungkin untuk masing-masing
komponen triple tersebut. Menggabungkan triple struktur tersebut akan
memberikan pola dasar dari grafik tersebut.
Kesimpulan
Metode web semantik dengan
pendekatan ontology merupakan salah satu dasar struktur informasi yang
digunakan untuk melakukan proses pencarian sumbersumber informasi yang relevan
dengan yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena tidak hanya mampu memahami
makna dari sebuah kata dan konsep, tetapi juga hubungan logis di antara
keduanya.
Web pencarian karya ilmiah Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan sebuah web yang berbasiskan metode
semantik. Dengan memanfaatkan fitur search engine yang terdapat pada web ini,
cukup dengan memasukkan kata kunci (keyword) yang berisi bagian dari judul
karya ilmiah tersebut, ataupun data karya ilmiah lainnya, pengguna akan langsung
dibawa ke halaman yang dimaksud.
Dengan semakin berkembangnya
informasi menjadi lebih beragam atau yang disebut dengan Interoperabilitas
informasi, maka pengunaan metode tradisional akan dirasakan semakin kurang
dirasakan hasilnya, karena metode pencarian tradisional tidak dapat mengikuti
perkembangan informasi dalam dunia internet yang semakin berkembang dengan
cepat dan memiliki penjabaran masing-masing.
Salah satu metode yang saat ini
dirasakan dapat mengatasi masalah yang dihadapi jika masih menggunakan metode
tradisional, adalah penggunaan metode semantic. Walaupun metode semantic
tersebut masih terus berkembang dan motode pengembanganya masih belum matang
seperti metode tradional, karena metode semantic mulai dikembangkan pada tahun
1995, hal ini sangat berbeda dengan metode tradional yang telah memiliki model
pengembangan dan kemampuan yang sudah tidak diragukan lagi.
Salah satu teknologi yang
dikembangkan untuk menunjang penggunaan metode semantic adalah penggunaan
ontology sebagai dasar struktur informasi yang digunakan untuk proses pencarian
sumber-sumber informasi yang relevan dengan yang diinginkan. Sama seperti
metode semantic, teknologi ontology juga masih belum memiliki metode
pengembangan yang pasti. Setiap pengembang memiliki metode atau cara tersendiri
untuk mengembangkan dan membuat sebuah aplikasi yang menggunakan metode
semanatic dan juga termasuk ontology.
Kerangka Acuan dan Pedoman
Interoprabilitas Sistem Informasi ini disusun untuk lebih mensosialisasikan
pentingnya interoperabilitas antar sistem informasi di Indonesia. Diharapkan
dengan adanya buku ini akan banyak bermunculuan services dari tiap-tiap
institusi, sehingga satu institusi yang ingin berinteroperabilitas dengan
institusi lain akan semakin mudah, disamping juga dengan adanya buku ini sangat
diharapkan nantinya ego sektoral di setiap pemilik data akan dihilangkan
sedikit demi sedikit.
RDF merupakan salah satu bagian
penting Teknologi Web 3.0 / Semantic Web sehingga menjadikan Web
memiliki kecerdasan (artificial intelligence / AI). Artinya, dengan
menggunakan Semantic Web, informasi yang tertulis pada sebuah Website
tidak saja berguna sebagai informasi yang bisa dibaca oleh manusia
melainkan juga menjadi sumber informasi yang bisa diproses dan dimengerti oleh
komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar