Senin, 02 Januari 2017

WEB SEMANTIK




Sejarah dan Perkembangan WEB
Website atau juga disebut dengan WORLD WIDE WEB (WWW) lahir di tahun 1989 ketika seorang peneliti CERN (pusat penelitian nuklir Eropa) bernama Tim Berners-Lee membuat sebuah browser berbasis hyperlink untuk sistem pengakses tulisan ilmiah di lembaga tersebut. Browser yang sangat sederhana itu pertama diberi nama WorldWideWeb, tanpa spasi, lalu kemudian berganti menjadi Nexus untuk menghindari kerancuan dengan istilah WWW. Walaupun sekarang WWW sudah meraih sukses besar melebihi perkiraan pembuatnya di awal pembuatannya.
Website sejak pemunculannya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Secara fungsional Website digunakan untuk melakukan transaksi, penyebaran informasi, maupun pencarian informasi. Website yang memiliki mesin pencari informasi seperti altavista, google, yahoo, cuil, wolframalpha, dan yang terbaru bing telah menjadi alternatif utama bagi masyarakat dalam mencari berita atau informasi.
Secara teknologi, Website sampai saat ini memasuki generasi ke 3 yaitu Web 3.0 atau disebut semantic web yang meskipun masih dalam perdebatan para analis dan peneliti untuk standarisasi.
Adapun generasi website yang sudah ada dan masih berjalan yaitu Web 1.0 dan Web 2.0. Secara ringkas mengenai Web tersebut adalah sebagai berikut :

a.  Web 1.0
Web 1.0 merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif namun cenderung pasif. Berbagai Website seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.
b.  Web 2.0
Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara online.
Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut:
Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang
mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut
Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya: “flickr.com”, “del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di antara para pengguna Web.
Pada umumnya, Website yang dibangun dengan menggunakan teknologi Web 2.0 memiliki fitur-fitur sebagai berikut:
  1. CSS (Cascading Style Sheets)
  2. Aplikasi Rich Internet atau berbasis Ajax
  3. Markup XHTML
  4. Sindikasi dan agregasi data menggunakan RSS/Atom
  5. URL yang valid
  6. Folksonomies
  7. Aplikasi wiki pada sebagian atau seluruh Website
  8. XML Web-Service API

c.  Web 3.0 / Semantic Web
Web 3.0 berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet. Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web berisikan perangkat lunak bersifat on-demand. Namun, menurut John Markoff, Web 3.0 adalah sekumpulan teknologi yang menawarkan cara baru yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Content web ditampilkan tidak hanya dalam format bahasa manusia yang umum (natural language), tetapi juga dalam format yang dapat dibaca dan digunakan oleh mesin (baca: software).
Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang lebih mudah. Dengan demikian, unsur kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) merupakan bagian penting pada Web 3.0 / Semantic Web, sehingga Web menjadi semakin cerdas.
 Pengertian WEB Semantic
Web Semantic adalah sekumpulan informasi yang dikumpulkan dengan metode tertentu agar dapat dengan mudah diproses oleh mesin, dalam skala yang besar. Ini seperti cara yang e_sien dari representasi data pada World Wide Web, atau sebagai database global yang saling terhubung. Web Semantic dikembangkan oleh sebuah tim di World Wide Web consortium. Hingga saat ini Web Semantic masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan, karena teknologi ini masih baru digunakan dan tim masih mengembangkan metode masing-masing untuk mengembangkan Web Semantic.
Web Semantik terdiri dari seperangkat prinsip-prinsip desain, kelompok kerja kolaboratif, dan berbagai teknologi. Beberapa elemen dari Web Semantik yang dinyatakan sebagai calon masa depan dan unsur-unsur lain dari Web Semantik disajikan dalam spesifikasi formal dimaksudkan untuk memberikan deskripsi formal konsep, istilah, dan hubungan dalam satu domain tertentu.
Istilah Web Semantik itu sendiri diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang, prinsip web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World Wide Web. Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan Web Semantik. Web Semantik menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description Framework Schema) dan OWL. komponen-komponen penyusun dari WEB 3.0 antara lain :
  • Web semantic
  • Format mikro
  • Pencarian dalam bahasa pengguna
  • Penyimpanan data dalam jumlah besar
  • Pembelajaran lewat mesin
Agen rekomendasi, yang merujuk pada kecerdasan buatan Web
Kemudian apakah keuntungan menggunakan Web Semantic? Dengan metode tradisional data-data disimpan pada halaman web tersebut sangat beragam. Sehingga ini masih mungkin digunakan untuk skala pemakai terbatas. Tetapi jika akan digunakan dalam skala yang luas maka akan menjadi kesulitan, karena tidak ada sistem yang global yang dapat digunakan untuk merepresentasikan data dengan cara tersebut yang dapat di proses oleh setiap pemakai. Sebagai contoh ada informasi mengenai olah raga, cuaca, dan lain-lain, kesemua informasi tersebut masing-masing jumlahnya jutaan dan dibuat oleh pembuat yang berbeda-beda, yang masing-masing memiliki bahasa dan metode tersendiri untuk menyimpan informasi tersebut dan kesemua informas tersebut ditampilkan dalam halaman HTML, Hal tersebut sangat sulit dilakukan kalau menggunakan metode tradisional.
Seperti halaman web biasa yang memiliki service seperti mesin pencari yang menggabungkan berbagai macam halaman kedalam satu koleksi yang sama. Web Semantic juga memiliki hal yang sama, perbedaanya terletak pada metode pencarian halaman web yang diinginkan. Jika pada halaman web biasa hanya hanya dapat mencari halaman web yang memiliki sebuah atau beberapa kata yang menjadi bahan pencarian, sedangkan dalam Web Semantic dapat melakukan pencarian dengan lebih terstruktur, pertanyaan yang spesifik (selama hal tersebut di tulis kedalam bentuk yang dimengerti oleh mesin).
Web Semantic tidak hanya tentang bagaimana mengajarkan mesin untuk dapat mengerti bahasa manusia atau memproses bahasa alami dan juga tidak semata-mata untuk membuat sebuah Arti_cial Intelligence, tetapi tujuan utama adalah untuk mempermudah mengumpulkan data-data, lebih diutamakan untuk data yang besar.

Komponen Web Semantic
Sebuah web Semantic tidak berdiri sendiri, terdiri dari berbagai macamkomponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lainya. Komponen yang terdapat dalam sebuah web semantic antara lain:
  1. XML, menyediakan sintaksis untuk dokumen yang terstruktur;
  2. XML Schema, adalah bahasa untuk membatasi struktur dari dokumen XML;
  3. RDF, model data sederhana yang berhubungan dengan object (“resource”) dan bagaimana mereka berhubungan. Sebuah model data RDF dapat ditulis dengan sintaksis XML;
  4. Skema RDF, adalah vocabulary untuk mendeskripsikan property dan class dari RDF;
  5. OWL, menambahkan beberapa kosa kata untuk menjelaskan property dan class, antara lain: hubungan antara class, kardinalitas, persamaan, karakteristik dari property.
  6. DAML adalah usaha untuk menyediakan primitive pemodelan yang lebih kaya dari pada RDF dan RDF schema. Kemudian digabung  dengangroup lain, dinamakan Ontology Inference Language (OIL), yang berusaha untuk menyediakan kalsifikasi yang lebih baik dengan menggunakan konstruksi dari kecerdasan buatan yang berbasis frame.
Fungsi Web Semantic
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa tujuan utama dalam penerapan web Semantic adalah untuk menemukan informasi yang tepat dan cepat dalam kumpulan informasi yang tersebar luas dalam dunia internet. Dengan melihat tujuan tersebut maka web semantic lebih tepat untuk penggunaan di dalam perusahaan yang biasanya membutuhkan informasi dalam waktu yang cepat, dan informasi tersebut mengambil referensi dari banyak sumber. Dalam sebuah perusahaan web semantic dapat digunakan untuk :
  • Decision Suport
  • Business Development;
  • Information Sharing and Knowledge;
  • Administration and Automation.


Pengertian System Interoperabilitas
Interoperabiltas yang dalam IEEE Standard Computer Dictionary didefinisikan sebagai “The ability of two or more systems or components to exchange information and to use the information that has been exchanged”, secara teknis menggambarkan kemampuan 2 atau lebih sistem untuk saling tukar [menukar data atau informasi dan saling dapat mempergunakan data atau informasi yang dipertukarkan tersebut.
seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang melaju cepat, interoperabilitas sistem informasi menjadi mutlak diperlukan karena tidak mungkin satu sistem informasi berdiri sendiri tanpa membutuhkan sistem informasi yang lainnya. Masalah lain timbul manakala sistem informasi tersebut belum memiliki dokumentasi yang baik sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan sistem informasi yang dimiliki oleh pihak lain.
Pendekatan ontologi dan semantik web adalah sebuah pendekatan relatif baru untuk system interoperabilitas yang menggabungkan pendekatan dari sisi database dan intelegensi buatan. Hal ini dikarenakan pendekatan tradisional seperti translasi, standarisasi, data warehouse tidak memenuhi lagi dengan beragamnya jenis sumber informasi yang tersedia. Perbedaan kemampuan dari pendekatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Proses jaringan sistem produksi akan melibatkan banyak pihak yang semakin terbuka dan luas. Dan teknologi yang digunakan juga menggunakan teknologi Internet. Pada model CIM dan JIT awal, pendekatan pertukaran informasi lebih masih bersifat Intranet walau sudah antar berbagai perusahaan/institusi. Tetapi pada saat ini pertukaran informasi untuk jaringan sistem produksi akan semakin terbuka dalam model Internet.

Perkembangan Interoperabilitas
Sebelum sistem database tersedia, adalah sangat sulit untuk berbagi pakai data atau file yang dibuat oleh beberapa aplikasi secara independen dimana sangat tergantung akan jenis aplikasi dan platorm yang digunakan. Untuk mengatasi kesulitan ini, file-file yang otonomi dirubah menjadi koleksi yang tersentral sebagai sebuah database. Pendekatan ini mulai dilakukan pada era 70’an. Karena perkembangan kebutuhan, teknologi, infrastruktur, harga hardware maka model pendekatan interoperabilitas menjadi selalu berubah dari waktu ke waktu.
Tujuan dari sistem terintegrasi adalah untuk memberikan sebuah antarmuka (interface) dari berbagai sumber data. Sebagai ilustrasi, ada banyak informasi yang tersedia di WWW tentang traveling, seperti perusahaan penerbangan, hotel, persewaan mobil, restauran, tempat wisata dan sebagainya.

Permasalahan Interoperabilitas
Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat telah mendorong perkembangan e_Government, dimana diharapkan nantinya masyarakat akan dapat berinteraksi secara langsung melalui beberapa website yang dirancang pemerintah guna mendapatkan layanan publik yang lebih optimal. Di nergara manapun di dunia ini, adanya pengembangan e-Government bertujuan meningkatkan Good Governance, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerja di lembaga pemerintahan, pemerintah kepada masyarakat dan pemerintah kepada dunia usaha. Saat ini pengembangan e-Government di Indonesia sangat bervariasi. Ada sejumlah departemen atau pemerintah daerah yang sudah maju dalam menerapkan e-Government, ada juga departemen atau daerah yang masih tertinggal. Hal ini terjadi karena belum adanya standar penerapan e-Government pada lembaga pemerintahan baik pusat maupun daerah. Selain itu, aplikasi-aplikasi e-Government yang dikembangkan tidak memiliki interoperabilitas sehingga mengalami kesulitan untuk dapat mengintegrasikan seluruh basis data yang tersedia menjadi sebuah basis data nasional. Interoperabilitas didefinisikan sebagai kemampuan organisasi pemerintah untuk saling berbagi dan mengintegrasikan informasi dan proses kerjanya, dengan memanfaatkan sekumpulan standar yang baku. Penetapan standar baku, kebijakan, dan standar teknologi telematika terkait, dimaksudkan sebagai bangun arsitektur layanan yang terintegrasi dengan strategi secara spesifik melibatkan system elektronik yang mendukung proses kerja atau usaha :
–          Antar lembaga pemerintah.
–          Antara pemerintah dan masyarakat secara langsung.
–          Antara pemerintah dan sektor usaha.
Interoperabilitas tidak untuk dipahami sebagai sekedar penyiapan oleh suatu lembaga sentral yang bekerja memfasilitasi, mendiktekan spesifik sistem, dan proses baku. Lebih dari itu interoperabilitas harus merupakan konsensus pengaplikasian bersama kerangka kerja (framework) yang telah ditetapkan. Dengan menerapkan kerangka kerja ini, masing-masing lembaga tetap akan berwenang membuat keputusan terkait pemilihan solusi perangkat keras dan lunak. Beberapa kesulitan yang ada untuk dapat dilakukan interoperabilitas dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
–          Tidak memiliki dokumentasi sistem.
–          Belum tersedianya kamus data (data dictionary) yang jelas.
–          Adanya perbedaan persepsi mengenai interoperabilitas.
–          Belum dikenalnya interoperabilitas sistem informasi.
–          Belum merasa perlu adanya interoperabilitas sistem informasi.
–          Belum menyadari perlunya berbagi (sharing) data antar sistem.

Manfaat Interoperabilitas
Dengan diterapkannya interoperabilitas sistem informasi pada instansi masyarakat, banyak manfaat yang dapat diperoleh, antara lain :
–          Masyarakat dapat lebih mudah dalam dalam hal pengelolaan dan pengaksesan data.
–          Pelayanan publik bagi masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien.
–          Pengambilan keputusan oleh masyarakat menjadi lebih baik, relevan, akurat dan tepat waktu karena informasi cepat diperoleh.
–          Sharing informasi, sehingga koordinasi program antar institusi lebih mudah.
–          Dengan informasi yang makin baik, akan menciptakan iklim berdemokrasi yang lebih bagus.

Arsitektur dalam interoperabilitas
Akan dilihat beberapa arsitektur interoperabilitas yang diurutkan dari yang tertua ke yang termuda, yaitu :
  • ANSI/SPARC
  • Federated Database
  • Data Warehouse
  • Mediated System

Faktor kerangka kerja interoperabilitas
Prinsip dasar pada pengembangan kerangka kerja interoperabilitas harus memperhatikan beberapa faktor yang meliputi :
1. Accessibelity, adalah sarana pengaksesan data atau informasi yang termasuk elektronik kepada publik dengan menghindari diskriminasi. Seperti penerapan interface yang juga dapat dimanfaatkan oleh orang cacat juga bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh masyarakat luas.
2. Security, secara umum, pertukaran informasi perlu menerpakan kebijakan sekuriti yangmemadai. Ini dicapai dengan melakukan penilaian resiko yang memadai dalam pelayana dengan menghitung tingkat keamanan. Dari sudut pandang pemakai, fungsi yang terkait keamanan seperti identifikasi, otentifikasi, non-repudiation, kerahasiaan harus memiliki tingkat ketransparanan yang maximum dengan memberikan tingkat keamanan yang memadai.
3. Privacy, perlu diberikan keyakinan akan kerahasiaan data individu atau masyarakat yang digunakan sesuai dengan kepentingan ketika data diberikan oleh masyarakat.
4. Open standard, untuk mencapai interoperabilitas maka pemanfaatan open standard perlu dipertimbangkan dengan optimal. Alasan pemilihan open standard disebabkan oleh :
–          Sebuah standard harus diadaptasi dan dipelihara oleh sebuah organisasi nir-laba dan dalam pengembangan akan berbasis kepada keputusan terbuka yang melibatkan berbagai pihak yang terkait.
–          Sebuah standard yang telah dipublikasikan dan memiliki dokumen yang tersedia secara gratis atau dengan harga yang wajar.
–          Tidak ada batasan dalam penggunanan atau penggunaan ulang dari standard.
5. Open source, memanfaatkan keuntungan yang diberikan oleh open source. Selain keterbukaan sistem dan dokumen, open source software juga cenderung mendukung open standard.
6. Multi solution, dalam interoperbilitas harus mendukung solusi dengan multi aktor atau multi solusi.
Interoperabilitas Data terdiri dari :
  1. XML
  2. Metadata
  3. Web services
Pilar Dimensi Interoperabilitas terdiri dari :
  1. Interoperabilitas teknis
  2. Interoperabilitas simantik
  3. Interoperabilitas organisasi

Pengertian RDF
Resource Description Framework (RDF) merupakan sebuah model sederhana untuk mendeskripsikan hubungan antara sumber-sumber daya yang merupakan properties dan values. RDF properties dapat sebagai atribut dari sebuah sumber daya. RDF Properties dapat mereprensentasikan hubungan antara sumber daya. RDF Data Model dapat disusun dari sebuah diagram entity-relationship, tetapi tidak menyediakan mekanisme untuk mendeskripsikan properties-nya dan tidak dapat menyediakan mekanisme untuk menjelaskan hubungan antara properties tersebut dengan sumber lain. RDF Vocabulary menyediakan bahasa untuk mendeskripsikan classes dan properties yang dapat digunakan untuk menjelaskan classes dan properties lain.
Salah satu tulang punggung Web 3.0 adalah format dan spesifikasi yang memungkinkan komunikasi dan interaksi pada level mesin, W3C mendefinisikan format metadata yang dikenal dengan RDF (Resource Description Format). RDF terdiri dari tiga komposisi, meliputi subject, predicate, dan object.
Pendeklarasian properties (atribut) dan semantic yang berhubungan didefinisikan dalam konteks RDF adalah dalam skema RDF. RDF Schema adalah vocabulary yang digunakan untuk membuat RDF. Terdapat tiga konsep penting dalam RDF Schema, yaitu Resource (rdfs:Resource), Class (rdfs:Class), Property (rdf:Property).

Dengan menggunakan RDF, website dapat menyimpan dan melakukan pertukaran informasi antar-web. RDF telah digunakan pada aplikasi-aplikasi, antara lain:
a. RSS (RDF Site Summary).
RSS memberikan informasi update sebuah website tanpa pengunjung perlu mengunjungi website tersebut.
b. FOAF (Friend of a Friend).
Didesain untuk mendeskripsikan orang-orang, ketertarikan dan hubungan mereka.
c. SIOC (Semantically-Interlinked Online Communities).
Menerangkan komunitas online dan menciptakan koneksi antara diskusi berbasis Internet seperti message board, blog, maupun mailing list.

Sintaksis XML untuk RDF
Untuk menterjemahkan gra_k RDF ke dalam XML. Nodes dan predicate harus direpresentasikan dalam istilah XML termasuk nama elemen, nama atribut, isi elemen dan nilai atribut. RDF/XML menggunakan Qnames XML 22 sebagai pende_nisian namespace dalam XML untuk merepresentasikan URI RDF. Semua QNames memiliki nama namespace yang merupakan referensi URI dan sebuah nama local.

Query RDF
Sebuah grafik RDF terdiri dari tiga serangkai, tiga rangkai itu merupakan Subject, Prediket, dan Object. Tiga rangkaian itu dapat diambil dari berbagai sumber, mereka dapat bersumber dari sebuah dokumen RDF atau merupakan suatu ekspresi dari penyimpanan data dalam format lain, seperti XML atau Database Relational.
Untuk mendapat sebuah informasi dari sebuah grafik RDF diperlukan sebuah bahasa query. Query yang cocok untuk masalah ini adalah SPARQL, SPARQL menyediakan fasilitas untuk :
  • Mengambil informasi dari URI, Blank Nodes,Plain;
  • Memecah subgraph dari RDF;
  • Membangun sebuah gra_k RDF berdasarkan informasi yang didapat dari hasil eksekusi query.
Bahasa query SPARQL mencocokan struktur grafik. Struktur grafik termudah adalah struktur triple, yang menyerupai RDF Triple, tetapi dengan variabel yang mungkin untuk masing-masing komponen triple tersebut. Menggabungkan triple struktur tersebut akan memberikan pola dasar dari grafik tersebut.

Kesimpulan
Metode web semantik dengan pendekatan ontology merupakan salah satu dasar struktur informasi yang digunakan untuk melakukan proses pencarian sumbersumber informasi yang relevan dengan yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena tidak hanya mampu memahami makna dari sebuah kata dan konsep, tetapi juga hubungan logis di antara keduanya.
Web pencarian karya ilmiah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan sebuah web yang berbasiskan metode semantik. Dengan memanfaatkan fitur search engine yang terdapat pada web ini, cukup dengan memasukkan kata kunci (keyword) yang berisi bagian dari judul karya ilmiah tersebut, ataupun data karya ilmiah lainnya, pengguna akan langsung dibawa ke halaman yang dimaksud.
Dengan semakin berkembangnya informasi menjadi lebih beragam atau yang disebut dengan Interoperabilitas informasi, maka pengunaan metode tradisional akan dirasakan semakin kurang dirasakan hasilnya, karena metode pencarian tradisional tidak dapat mengikuti perkembangan informasi dalam dunia internet yang semakin berkembang dengan cepat dan memiliki penjabaran masing-masing.
Salah satu metode yang saat ini dirasakan dapat mengatasi masalah yang dihadapi jika masih menggunakan metode tradisional, adalah penggunaan metode semantic. Walaupun metode semantic tersebut masih terus berkembang dan motode pengembanganya masih belum matang seperti metode tradional, karena metode semantic mulai dikembangkan pada tahun 1995, hal ini sangat berbeda dengan metode tradional yang telah memiliki model pengembangan dan kemampuan yang sudah tidak diragukan lagi.
Salah satu teknologi yang dikembangkan untuk menunjang penggunaan metode semantic adalah penggunaan ontology sebagai dasar struktur informasi yang digunakan untuk proses pencarian sumber-sumber informasi yang relevan dengan yang diinginkan. Sama seperti metode semantic, teknologi ontology juga masih belum memiliki metode pengembangan yang pasti. Setiap pengembang memiliki metode atau cara tersendiri untuk mengembangkan dan membuat sebuah aplikasi yang menggunakan metode semanatic dan juga termasuk ontology.
Kerangka Acuan dan Pedoman Interoprabilitas Sistem Informasi ini disusun untuk lebih mensosialisasikan pentingnya interoperabilitas antar sistem informasi di Indonesia. Diharapkan dengan adanya buku ini akan banyak bermunculuan services dari tiap-tiap institusi, sehingga satu institusi yang ingin berinteroperabilitas dengan institusi lain akan semakin mudah, disamping juga dengan adanya buku ini sangat diharapkan nantinya ego sektoral di setiap pemilik data akan dihilangkan sedikit demi sedikit.
RDF merupakan salah satu bagian penting Teknologi Web 3.0 / Semantic Web sehingga menjadikan Web memiliki kecerdasan (artificial intelligence / AI). Artinya, dengan menggunakan Semantic Web, informasi yang tertulis pada sebuah Website tidak saja berguna sebagai informasi yang bisa dibaca oleh manusia melainkan juga menjadi sumber informasi yang bisa diproses dan dimengerti oleh komputer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar