Di zaman sekarang ini, berbelanja online sudah bukan lagi hal
yang baru. Hampir semua orang pernah membeli atau setidaknya mengintip barang
apa saja yang dijual dalam situs perbelanjaan.
Konsep yang hampir sama dengan mal atau toko fisik yang ada,
para pembeli dapat melihat barang serta harga dari sebuah produk yang
diinginkan. Mulai dari gadget, perlengkapan rumah, hingga makanan semua sudah
bisa dibeli melalui toko online.
Salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, Tokopedia
memungkinkan perorangan dan usaha UKM untuk membuka dan mengelola toko online
mereka sendiri. Setiap tahunnya, Tokopedia menangani jutaan
transaksi dari para merchant dan pembeli.
Oleh karena sistem pembayaran yang rumit, platform
online yang aman,
aplikasi mobile, dan pengaturan
Escrow, Tokopedia perlu meningkatkan proses pembukuannya. Hal tersebut
bertujuan untuk mengelola transaksi dengan jumlah yang banyak.
Tokopedia pun memanfaatkan tekonologi guna meningkatkan
bisnisnya yang bertumbuh semakin basar. Akhirnya, Tokopedia memilih SAP
Business One yang dirancang untuk usaha kecil dan menengah, serta memiliki
sekitar 500 ribu lebih pelanggan di Indonesia.
Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dari SAP Business One
telah membantu Tokopedia dalam proses pembukuan agar seimbang dengan volume
transaksi yang terus bertambah. ERP juga dapat memenuhi kebutuhan Tokopedia
dalam mengembangkan solusi tambahan yang diintegrasikan ke dalam solusi SAP
Business One.
“Dengan mengintegrasikan ke dalam sistem bawaan untuk
menghasilkan laporan yang akurat, tentang volume dan sistem transaksi, juga
memungkinkan untuk mempererat hubungan antar mitra kami dan pengguna akhir
tentunya,” kata Account & Finance PT Tokopedia Bela Sava.
Bukan sekadar itu saja, SAP Business One juga membantu Tokopedia
dalam memaksimalkan kontrol pengeluaran, distribusi, pesanan, dan pembelian
pelanggan. Setelah menggunakan SAP Business One, Tokopedia berhasil
meningkatkan 20 persen tingkat kepuasaan pelanggan.
“Kepuasan pelanggan meningkat pesat dan ini merupakan hal
penting bagi kami. Karena Tokopedia bergerak dalam e-commerce
marketplace, jadi ditribusi kami semakin kokoh. Kami dapat
mengelola pesanan dan pembelian lebih baik dengan memnggunakan analisis data
yang real time,” ujar Bela Sava.
Sistem ERP dari SAP Business One ini bisa menjadi investasi.
Tidak hanya perusahaan besar saja yang dapat menggunakan SAP Business One ini,
usaha kecil dan menengah juga dapat menggunakan sistem ERP ini karena nilainya
yang tidak mahal.
SAP Business One dirancang dengan fungsi waktu dan pengurangan
biaya agarReturn
ofInvestment (ROI)
dapat cepat diperoleh. Penerapan sistem ERP SAP Business One dapat dimulai dari
skala kecil menengah sebagai dasar pertumbuhan usaha.
Alasan lain Tokopedia memilih SAP Business One sebagai mitra
lokal karena SAP memiliki rekam jejak yang sudah terbukti memberikan solusi
bagi industri e-commerce seperti Tokopedia. Bela Sava pun
berharap ke depannya Tokopedia akan terus menjadi yang terdepan dengan SAP
Business One
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari
istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem
informasi yang
diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek
operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
Sejarah
ERP berkembang dari Manufacturing Resource
Planning (MRP II) yang
ber-evolusi dari Material
Requirement Planning (MRP) yang
berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses
manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory),
pengapalan, invoice, dan akuntansi perusahaan. Ini berarti bahwa
sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan,
pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas, dan sumber daya
manusia.
Karakter Sistem
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang
mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam
sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung
berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer
Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
Modul ERP
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama
yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan akuntasi serta Sumber
Daya Manusia
Modul Operasi
General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production
Planning and Control, Project System, Environment Management
Modul Finansial dan
Akuntansi
General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling,
Modul Sumber Daya
Manusia
Personnel Management, Personnel
Time Management, Payroll, Training
and Event Management, Organizational
Management, Travel Management
Keuntungan penggunaan
ERP
1. mengapa kita perlu ERP ; karena banyak berbagai
keuntungan semisal di bawah ini;
Integrasi data
keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management
bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik
Standarisasi Proses
Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice
sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan
peningkatan kualitas produk
Standarisasi Data dan
Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan,
terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit
dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.
Keuntungan yg bisa
diukur
·
Penurunan inventori
·
Penurunan tenaga kerja
secara total
·
Peningkatan service level
·
Peningkatan kontrol
keuangan
·
Penurunan waktu yang
di butuhkan untuk mendapatkan informasi
Memilih ERP
Latar Belakang
·
Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP
yang salah bisa menjadi mimpi buruk.
·
ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah
perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil di perusahaan yang lain.
·
Perencanaan harus
dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat.
·
Bahkan dalam beberapa
kasus yang ekstrem, evaluasi pilihan ERP menghasilkan rekomendasi untuk tidak
membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang ada.
·
Tidak ada ‘keajaiban’
dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP adalah hasil dari
persiapan dan implementasi yang efektif.
·
Tidak ada software
atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang cacat dan
business process yang ‘parah’.
Secara singkat, tidak semua ERP sama kemampuannya dan memilih
ERP tidaklah mudah (paling tidak, tidaklah sederhana), dan memilih ERP yang
salah akan menjadi bencana yang mahal
Suksesor
Penerapan
Syarat sukses memilih ERP
Pengetahuan dan Pengalaman
·
Pengetahuan adalah pengetahuan tentang
bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya
berjalan lancar
·
Pengalaman adalah pemahaman terhadap
kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan
kemungkinan
·
Pengalaman tanpa pengetahuan bisa
menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena
tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup. Kesalahan ini muncul atau terjadi
karena ERP adalah sebuah best practice dari standar
bisnis.
Seharusnya pengetahuan pada fungsi-fungsi
yang tersedia dalam aplikasicukup tinggi sehingga
tidak menerapkan (implementation) dengan cara yang
keliru. Kesalaahan dalam implementasi akan menjadi masalah serius bagi usaha
peningkatan kinerja usaha.
Pemilihan Metodologi
Metodologi yang berkaitan dengn ERP an munculnya permasalahan
·
Pengetahuan tanpa
pengalaman menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi
kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan
·
Ada struktur proses
seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam
memilih ERP
·
Proses seleksi tidak
harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused dan simple
·
Proses seleksi ini biasanya
berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga penandatanganan order pembelian
ERP
·
Berikut ini adalah
akivitas yang sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses pemilihan software
ERP: analisis strategi bisnis, analisis sumber daya manusia, analisis
infrastruktur dan analisis software
Analisa Strategi Usaha
·
Adakah proses bisnis
yang harus diperbaiki?
·
Apa dan
bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk mencapai objektif dan
prioritas tersebut?
Analisa Sumberdaya
Manusia
·
Bagaimana komitment
top management terhadap usaha untuk implementasi ERP?
·
Siapa yang akan
mengimplementasikan ERP dan siapa yg akan menggunakannya?
·
Bagaimana komitmen
dari tim implementasi?
·
Apa yang diharapkan
para calon user terhadap ERP?
·
Adakah ERP champion
yang menghubungkan top management dengan tim?
·
Adakah konsultan dari
luar yang disiapkan untuk membantu proses persiapan?
Analisa Infrastruktur
·
Bagaimanakah
kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks, permanent office systems,
communication system dan auxiliary system)
·
Seberapa besar budget
untuk infrastruktur?
·
Apa infrastruktur yang harus disiapkan?
Analisa Perangkat
Lunak
·
Apakah perangkat lunak
tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan?
·
Apakah ada dukungan
layanan dari penyedia, tidak hanya secara teknis tetapi juga untuk kebutuhan
pengembangan sistem di kemudian hari
·
Seberapa banyak waktu
untuk implementasi yang tersedia
·
Apakah perangkat lunak
memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan
Penerapan ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai
pedoman pada saat implementasi ERP:
·
ERP adalah bagian dari
infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus
terlibat dan memberikan dukungan
·
ERP ada untuk
mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya.
Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan
·
Pelajari kesuksesan
dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktik
implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih
terjamin keberhasilannya
Gagalnya ERP
·
Waktu dan biaya
implementasi yang melebihi anggaran
·
Pre-implementation
tidak dilakukan dengan baik
·
Strategi operasi tidak
sejalan dengan business process design dan pengembangannya
·
Orang-orang tidak
disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
·
Kurangnya edukasi
dalam tahap implementasi akan memberikan kesulitan bagi user yang justru akan
memperlambat proses bisnis
Tanda-tanda kegagalan
ERP
Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai
berikut:
·
Kurangnya komitmen top
management
·
Kurangnya
pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisis strategi bisnis)
·
Cacatnya proses
seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
·
Kurangnya sumber daya
(manusia, infrastruktur dan modal)
·
Kurangnya ‘buy in’
sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
·
Kesalahan penghitungan
waktu implementasi
·
Tidak cocoknya
software dgn business process
·
Kurangnya training dan
pembelajaran
·
Cacatnya project
design & management
·
Kurangnya komunikasi
·
Saran penghematan yang
menyesatkan
Software ERP
Beikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang
berlisensi bayar maupun open
source
·
Compiere
·
ORACLE
·
JDE
·
BAAN
·
MFGPro
·
Protean
·
Magic
·
SAP
·
SolFina
·
Onesoft
·
IFS
·
AGRESSO
·
BOSERP
·
Axapta
·
IES
·
Sisinusa
·
OpenERP
·
BizBoss
·
QAD
Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah ‘proses
payung’ di mana produk diciptakan
dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply
chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam
menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000, h197)
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah
untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001,
h5). Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang
dihasilkan oleh rantai suplai tersebut.
Pengertian
Manajemen Rantai Suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi.
Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas
dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang
sudah dipakai.
·
Arus material
melibatkan arus produk fisik dari
pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari
retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
·
Arus informasi meliputi
ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini
berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.
·
Arus keuangan meliputi
informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan
kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000, h198)
Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam
komponen rantai suplai, yaitu:
·
Rantai
Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana
dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka
kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan
para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal
material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas
yang utama adalah pengadaan.
·
Manajemen
Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Bagian dari internal supply chain meliputi
semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan
masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan
masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang
utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
·
Segmen
Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah
muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk
kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan
pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
Permasalahan Manajemen
Suplai Rantai
Manajemen suplai rantai harus memasukan
problem dibawah:
·
Distribusi Konfigurasi
Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi
( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
·
Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan
langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.
·
Informasi: Sistem
terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga,
termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
·
Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi
dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
·
Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan
metodologi untuk menukar dana melewati entitas di dalam rantai suplai.
Eksekusi rantai suplai
ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material, informasi dan dana di antara
rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua arah.
Aktivitas/Fungsi
Manajemen rantai suplai ialah pendekatan
antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan material
mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadi keluar
organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalam
kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus mengurangi
kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini
meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam
memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari
logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner rantai suplai menuju ke
pembuatan konsep rantai suplai. Tujuan dari manajemen rantai suplai ialah
meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi di antara rekanan rantai suplai, dan
meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan
inventori.
Secara garis besar,
fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan
kapasitas, dan pengembangan rantai suplai.[1]
beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas yang
dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan
fungsional. SCOR adalah model manajemen rantai suplai yang dipromosikan oleh
Majelis Manajemen Rantai Suplai. Model lain ialah SCM yang diajukan oleh Global
Supply Chain Forum (GSCF). Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan
ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.
Strategis
Optimalisasi jaringan
strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat
distribusi dan fasilitas
·
Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan
pelanggan, membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan
peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang
ketiga
·
Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang
baru ada bisa diintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manajemen muatan
·
Keputusan dimana
membuat dan apa yang dibuat atau beli
·
Menghubungkan strategi
organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai
Taktis
·
Kontrak pengadaan dan
keputusan pengeluaran lainnya
·
Pengambilan Keputusan produksi, termasuk
pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori
·
Pengambilan keputusan
inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses perencanaan.
·
Strategi transportasi,
termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan
·
Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua
operasi melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan
·
Gaji berdasarkan
pencapaian
Operasional
·
Produksi harian dan
perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai
·
Perencanaan produksi
untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke menit)
·
Perencanaan permintaan
dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan
membagi prediksi dengan semua pemasok
·
Perencanaan pengadaan,
termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi
dengan semua pemasok
·
Operasi produksi,
termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished goods)
·
Operasi outbound,
termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan
·
Pemastian perintah,
penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai suplai, termasuk semua
pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain
Strukturisasi dan
Tiering
Jika dilihat lebih dekat pada apa yang terjadi dalam
kenyataannya, istilah rantai suplai mewakili sebuah serial
sederhana dari hubungan antara komoditas dasar dan produk akhir. Produk akhir
membutuhkan material tambahan kedalam proses manufaktur.
Arus Material dan
Informasi
Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus
mengalir dari sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang
bergerak di dalam rantai suplai haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan
tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa
agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah
yang sering digunakan ialah synchronous. (Knill, 1992)
“
|
tujuannya selalu berlanjut, arus synchronous. Berlanjut
artinya tidak ada interupsi, tidak ada bola yang jatuh, tidak ada akumulasi
yang tidak diperlukan. Dan synchronous berarti semuanya berjalan seperti
balet. Bagian-bagian dan komponen-komponen dikirim tepat waktu, dalam
sekuensi yang seharusnya, sama persis sampai titik yang mereka butuhkan.
|
”
|
Terkadang sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke
akhir" dalam rantai suplai yang ada. Efek negatif dari kesulitan ini
termasuk penumpukan inventori dan respon tidak keruan pada permintaan
konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen membutuhkan peninjauan yang holistik
pada hubungan suplai.
Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan
penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir,
kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai
konsumen yang lebih. Tujuannya ialha mengintegrasikan data permintaan dan
suplai jadi gambaran yang akuarasinya sudah meningkatdapat diambil tentang
sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri
memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi
ini dalam rantai suplai akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum
CRM adalah sebuah sistem
informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan,
dan mengendalikan aktivitas-aktivitas prapenjualan dan pascapenjualan dalam
sebuah organisasi. CRM melingkupi
semua aspek yang berhubungan dengan calon pelanggan dan pelanggan saat ini,
termasuk di dalamnya adalah pusat panggilan (call
center), tenaga penjualan
(sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan
(field service).
Sasaran dan Tujuan
Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan
jangka panjang dan profitabilitas perusahaan melalui pengertian yang lebih baik
terhadap kebiasaan (behavior) pelanggan. CRM bertujuan untuk menyediakan umpan balik
yang lebih efektif dan integrasi yang lebih baik dengan pengendalian return on
investment (ROI) di area ini.
Otomasi Tenaga Penjualan (Sales force automation/SFA), yang
mulai tersedia pada pertengahan tahun 80-an adalah komponen pertama dari CRM. SFA membantu para sales representative untuk
mengatur account dan track opportunities mereka, mengatur daftar kontak yang
mereka miliki, mengatur jadwal kerja mereka, memberikan layanan training online
yang dapat menjadi solusi untuk training jarak jauh, serta membangun dan
mengawasi alur penjualan mereka, dan juga membantu mengoptimalkan penyampaian
informasi dengan news sharing.SFA, pusat panggilan (bahasa
inggris:call
center) dan operasi lapangan
otomatis ada dalam jalur yang sama dan masuk pasaran pada akhir tahun 90-an
mulai bergabung dengan pasar menjadi CRM. Sama seperti ERP (bahasa
Inggris:Enterprise
Resource Planning), CRM adalah
sistem yang sangat komprehensif dengan banyak sekali paket dan pilihan.
Merujuk kepada Glen Petersen, penulis buku "ROI: Building
the CRM Business Case," sistem CRM yang paling sukses ditemukan dalam
organisasi yang menyesuaikan model bisnisnya untuk profitabilitas, bukan hanya
merancang ulang sistem informasinya.
CRM mencakup metode dan teknologi yang
digunakan perusahaan untuk mengelola hubungan mereka dengan pelanggan.
Informasi yang disimpan untuk setiap pelanggan dan calon pelanggan dianalisa
dan digunakan untuk tujuan ini. Proses otomasi dalam CRM digunakan untuk
menghasilkan personalisasi pemasaran otomatis berdasarkan informasi pelanggan
yang tersimpan di dalam sistem.
Fungsi-fungsi dalam
CRM
Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:
·
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
·
Mengusung falsafah
customer-oriented (customer centric)
·
Mengadopsi pengukuran
berdasarkan sudut pandang pelanggan
·
Membangun proses ujung
ke ujung dalam melayani pelanggan
·
Menyediakan dukungan
pelanggan yang sempurna
·
Menangani
keluhan/komplain pelanggan
·
Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam
penjualan
·
Membuat informasi holistik tentang
informasi layanan dan penjualan dari pelanggan.
Mengimplementasikan
CRM
Customer relationship management adalah strategi tingkat
korporasi, yang berfokus pada pembangunan dan pemeliharaan hubungan dengan
pelanggan. Beberapa paket perangkat lunak telah tersedia dengan pendekatan yang
berbeda-beda terhadap CRM. Bagaimanapun, CRM bukanlah teknologi itu sendiri,
tetapi ia adalah pendekatan holistik terhadap falsafah organisasi, yang
menekankan hubungan yang erat dengan pelanggan. CRM mengurus filosofi organisasi
pada semua tingkatan, termasuk kebijakan dan proses, customer service,
pelatihan pegawai, pemasaran, dana manajemen sistem dan informasi. Sistem CRM
mengintegrasikan pemasaran, penjualan, dan customer service dari ujung ke
ujung.
Permasalahan Implementasi
CRM
Naiknya pendapatan, kepuasan konsumen, dan lebih sedikitnya
biaya operasi adalah beberapa keuntungan dari teknologi pada sebuah perusahaan.
Namun
implementasi akan turun drastis jika salah satu dari aspek ini diabaikan:
·
Perencanaan: Langkah awal akan bisa dengan
mudah gagal jika usaha untuk memilih dan meluncurkan perangkat lunak tidak
maksimal.
·
Integrasi: Integrasi dengan kebutuhan
konsumen akan memenuhi kebutuhan yang amat penting, yaitu peningkatan proses
menyangkut klien/konsumen. Perusahaan yang memberi sedikit atau tidak ada
integrasi sama sekali dengan konsumen, akan membuat kepuasan konsumen menurun
secara drastis.
·
Pemecahan Masalah: menyingkirkan metode
pemecahan masalah yang dipusatkan pada satu pihak. Para ahli menyarakan
perusahaan2 agar meningkatkan integrasi dengan konsumen. Metode pemecahan
masalah yang bersifat sentralis harus dibuang demi berbagi informasi tentang
pemasaran, penjualan, dan servis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar